Kampung Inggris dan Sejarahnya, Kamu Wajib Tahu!

kampung inggris

Apa yang ada di benak kamu ketika pertama kali mendengar kata Kampung Inggris? Pasti terbesit di pikiran tempat menempa diri untuk belajar Bahasa Inggris. Kampung Inggris ialah suatu daerah yang berada di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Seperti yang sudah kita ketahui jangkauan tempat ini memang sudah meluas hingga ke seluruh wilayah Indonesia, baik yang di kota maupun yang di desa. Tidak hanya itu, nama Kampung Inggris terdengar hingga mancanegara seperti Thailand, Malaysia hingga berbagai negara Asia Tenggara lainnya.

Dewasa ini Kampung Inggris sudah mulai merebak di berbagai daerah, contohnya di Bandung dan Yogyakarta. Tidak hanya itu, penyedia jasa belajar online juga membuka ruang belajar Bahasa Inggris. Namun sampai sejauh ini Kampung Inggris yang berada di Pare masih menjadi primadona bagi pelajar, mahasiswa, maupun pekerja untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.

Bermacam-macam niat orang yang datang ke Kampung Inggris, ada yang niatnya bersungguh-sungguh ingin belajar Bahasa Inggris supaya bisa mengejar beasiswa, masuk kampus impian maupun masuk perusahaan yang diidam-idamkan. Ada juga orang yang datang ke Kampung Inggris hanya sebatas bermain dan menghabiskan waktu saja.

Dari banyaknya orang yang datang ke Kampung Inggris dengan segala macam niatnya membuat nama Kampung Inggris semakin hari semakin dikenal dan semakin besar.  Nama besar Kampung Inggris tidak muncul begitu saja, ada sejarah yang cukup panjang yang membuat Kampung Inggris yang ada di Kediri ini bisa bertahan sampai sekarang.

Sejarah Kampung Inggris

kampung inggris

Jika kita membicarakan sebuah daerah tidak lengkap rasanya jika tidak membahas tentang sejarah terbentuknya sebuah daerah. Seperti kata bapak proklamator kita, Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah (JAS MERAH). Sejarah juga bisa memperkaya khazanah pengetahuan kita.

Sejarah Kampung Inggris bermula dari anak yang berasal dari Kutai Kartanegara bernama Kalend Osen yang mengembara dan belajar ilmu agama di Pulau Jawa, tepatnya di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo.

Suatu ketika Mr. Khalend ditempa kesulitan ekonomi, akibatnya dia tidak bisa melanjutkan lagi belajarnya, satu-satunya pilihan itu adalah dengan pulang menuju kampung halaman. Sayangnya uang yang dipunya saat itu tidak bisa menutupi ongkos pulang menuju kampung halaman.

Mr. Kalend Osen mencari cara agar bisa bertahan hidup di Pulau Jawa. Ia mengobrol dengan salah salah satu temannya perihal kesulitan yang sedang dirasakan. Tidak lama setelah itu, Mr. Kalend diberi tahu oleh temannya bahwa di Desa Pelem ada satu pesantren bernama Darul Falah yang menampung siapa saja yang ingin belajar ilmu agama secara gratis.

Tidak hanya itu pemilik pesantren juga yang bernama KH. Ahmad Yazid menguasai 8 bahasa asing. Sontak itu menarik perhatian Mr. Kalend dan ia pun pergi ke pondok pesantren milik KH. Ahmad Yazid untuk belajar ilmu agara sekaligus belajar bahasa asing.

Singkat cerita selagi Mr. Kalend belajar di Pondok Pesantren Darul Falah ada dua orang mahasiswa asal IAIN Surabaya yang ingin belajar Bahasa Inggris ke KH. Ahmad Yazid untuk kebutuhan ujian akhir. Namun pada saat itu KH. Ahmad Yazid sedang berada di Majalengka untuk berdakwah sehingga tidak bisa menemani kegiatan belajar dari dua orang mahasiswa tersebut.

Istri sang kyai pun mempunyai inisiatif untuk melimpahkan tanggung jawab mengajar kepada Mr. Kalend. Mereka pun belajar dengan giat di halaman mesjid.

Mendekati waktu ujian kedua mahasiswa itu pulang ke Surabaya. Waktu ujian tiba, mereka mengerjakan soal ujian dengan cukup lancar dan sebagai buktinya merekapun mendapatkan nilai yang memuaskan dan melampaui standar yang ditetapkan oleh kampus tersebut.

Informasi tentang keberhasilan mengerjakan soal ujian kedua mahasiswa tersebut menyebar kemana-mana. Teman satu perjuangan maupun adik tingkat menanyakan rumus keberhasilan tersebut.

Kedua mahasiswa iain tersebut menyebutkan bahwa mereka belajar di Pondok Pesantren Darul Falah bersama Mr. Kalend. Informasi dari mulut ke mulut tersebut membuat orang-orang berbondong-bondong menuju Desa Pelem untuk belajar Bahasa Inggris.

Baca Juga: 4 Aktivitas bisa kamu lakukan di lapangan sepakbola Kampung Inggris

Tahun Terbentuknya Kampung Inggris

Pada zaman dahulu untuk menyampaikan sebuah informasi itu fasilitasnya sangat terbatas. Salah satu media penyampai informasi adalah orangnya itu sendiri alias dari satu mulut ke mulut yang lain.

Sebelum ada media digital yang sangat cepat menyampaikan sebuah informasi, orang pada zaman dahulu memberikan sebuah informasi dari cerita orang lain. Validitasnya cukup terjaga dan terpercaya.

Begitulah yang terjadi di Desa Pelem pada tahun 1977. Informasi keberhasilan dua mahasiswa dalam melewati ujian membuat orang yang mendengar kabar tersebut langsung tertarik untuk menimba ilmu di pondok pesantren Darul Falah.

Dengan keberhasilan tersebut Mr. Khalend mendirikan lembaga Bahasa Inggris pertama yang diberi nama Basic English Course (BEC) dengan enam member/siswa perdananya. Seperti yang sudah diajarkan oleh KH. Ahmad Yazid, Mr. Khalend juga tidak hanya mengajarkan Bahasa Inggris saja tetapi dilengkapi dengan belajar ilmu agamanya.

Hari demi hari, bulan demi bulan hingga tahun demi tahun orang-orang yang berangkat ke Pare semakin meningkat. Tepatnya sekitar tahun 1990-an Mr. Kalend berinisiatif kepada para alumni BEC agar membuka lembaga Bahasa Inggris karena jika dilihat dari permintaan untuk belajar Bahasa Inggris sangat banyak.

Dari inisiatif tersebut kursusan Bahasa Inggris mulai bermunculan hingga sekarang. Desa Tulungrejo menjadi pusatnya kursusan Bahasa Inggris. Di perkirakan sekarang ada sekitar 160 kursusan Bahasa Inggris yang tersebar.

Asal Nama “Kampung Inggris”

Faktor utama yang melatarbelakangi nama kampung inggris pada desa Tulungrejo dan Pelem adalah semakin merebaknya lembaga Bahasa Inggris. Di setiap sudut jalan yang berada di dua desa tersebut terdapat lembaga belajar Bahasa Inggris.

Tidak hanya itu, Kampung Inggris menjadi suatu daerah dengan tempat belajar Bahasa Inggris terbesar di Indonesia. Sebagai buktinya hampir di setiap bulannya orang-orang yang pergi belajar ke tempat ini mencapai sekitar 3ribu sampai 5ribu orang.

Apabila musim liburan tiba, orang-orang yang berkunjung ke Kampung Inggris diperkiran mencapai angka 15ribu orang. Perputaran ekonominya pun diperkiran mencapai 10 milyar dalam satu bulan. Oleh karena itu banyak media informasi yang menyematkan panggilan untuk kedua desa tersebut dengan nama Kampung Inggris.

Selain itu, Bupati Kediri yakni Bapak Hanindhito Himawan Pramana, S.H. menjadikan tempat ini sebagai wisata edukasi yang dimiliki oleh Kabupaten Kediri. Dengan menjadi eduwisata penataan Kampung Inggris terus melakukan perbaikan dari segala bidang.

Pada tanggal 31 Mei 2022 Bapak Bupati Hanindhito pernah mengunjungi lembaga belajar Bahasa Inggris yang bernama Global English. Beliau diundang untuk menghadiri sekaligus meresmikan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dimiliki oleh Gobal English.

Global English merupakan salah satu lembaga unggulan yang ada di Kampung Inggris dengan menyediakan 45 program belajar Bahasa Inggris. Beberapa program tersebut di antaranya adalah program speaking, writing, reading, listening, pronunciation, grammar, vocabulary hingga persiapan untuk TOEFL maupun IELTS. Untuk informasi selengkapnya kamu bisa KLIK DI SINI

Tenses

Perlu kamu ketahui sampai sekarang Kampung Inggris menjadi tempat yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris yang kamu miliki.